Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-10 18:42:29【Tempat Makan】867 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(921)
Artikel Terkait
- BPOM ajak Universitas Tsinghua berkolaborasi kembangkan ATMP
- BGN tegaskan ngak ada SPPG yang boleh memasak sebelum jam 12 malam
- Kulit terbakar matahari panas? Kenali gejala dan penanganan "sunburn"
- Warga relokasi Cikande berharap dekontaminasi cepat selesai agar bisa pulang
- Nikmati menu sederhana, Diddyrayakan ulang tahun ke
- BRIN soroti cara penyimpanan bahan makanan oleh SPPG untuk sajian MBG
- BGN: Keamanan pangan jadi kunci sukses Program Makan Bergizi Gratis
- Hukum kemarin, KA Harina tabrak truk hingga vonis eks Kapolres Ngada
- APMAKI minta polisi usut tuntas kasus nampan MBG pakai label palsu
- Kulit terbakar matahari panas? Kenali gejala dan penanganan "sunburn"
Resep Populer
Rekomendasi

Menengok suasana jelang pembukaan ajang CIIE ke

Ombudsman temukan tabung elpiji Malaysia di dapur SPPG Tarakan

Prabowo: Indonesia

Dari lokal ke global, UMKM Indonesia BISA Ekspor (bagian 2)

Khawatir ada sabotase, MPSI minta aparat telusuri jaringan dapur MBG

Cegah penambahan populasi, KPKP Jakut targetkan sterilisasi 250 kucing

Hukum kemarin, KA Harina tabrak truk hingga vonis eks Kapolres Ngada

Makanan olahan sebabkan 121 orang keracunan di Buryatia